Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2003
SEPERTI SAJAK YANG GIGIL SENDIRI seperti sajak yang gigil sendirian dalam ragu adalah diri yang mencemaskan nasib rindu akankah tersimpan dalam ingatan itu sebagai tetugu batu dipahat waktu
AKU MENDOAKANMU aku mendoakanmu, setulus pinta, agar kau tetap bahagia, dalam dekap cinta aku mendoakanmu, setulus cinta, agar terang cahaya, di dalam dada aku mendoakanmu, setulus airmata, pintaku kepadanya, semoga cinta kita tetap terjaga DEMIKIANLAH GODA demikianlah kekasih, sepanjang jalan tak akan henti goda menghadang, coba lenakan diri, hingga limbung diri, tak sampai pada tuju. tekadkan niatmu, teguhkan hatimu, kita melangkah dengan berbekal doa dan cinta yang bersemayam dalam dada ITIKAD langkahkan kaki menuju satu tujumu EMBUN embun seperti airmata kita di dinihari sunyi merindu SIAPAKAH AKU, KAU TAHU? siapakah aku? akupun bertanya selalu apakah kau tahu siapa diriku? katakan apa yang kau tahu padaku
TAK TERKATA :nanang suryadi sepasang sayap merayap dalam hitam malam membumbung ingin menyentuh bilik hati sepotong rasa tak terkata KU TEMUKAN Radikal bebas berhamburan memenuhi orbital keinginan Lembar demi lembar tingkat energi telah terlampaui Mencari sepadan Terkelupas helai demi helai Menelanjangi mimpi menelanjangi nyeri Berbagi Tinggal sebiji Lebur (ku temukan) ISAK SEMALAM :nanang suryadi ingin menjemput bintang agar berdentang ia pada saat malam meredam letihmu letihku dalam isak semalam. Hingga terbangun aku terbangun kamu menyentuh angin menitip salam kerinduan keniscayaan. Hingga kan dikatakan kekanakan aku menangisi sesuatu tak perlu ditangisi. Tapi, Ia begitu nyeri menelusup di sekuyup bibirku mengeja kata: aku tak mau kehilanganmu, cintaku PUASA :nanang suryadi 1. ada yang menggeliat-geliat dihempas dedaun mencium aroma mimpi. Pertapa Menyelinap sunyi diantara mantra
ISTIKHARAH 1. dini hari yang basah dihela embun bintik-bintik kaca keperakan segores senyum mendarat di pelupuk. kenangan 2. berabad melayat diantara puing bebatuan berkejaran tanya berkejaran jawab. melucuti mimpi mengongkosi ambisi berlari dan terus berlari menanti. sunyi 3. mendarat syahadat dalam bebasah rintih sajadah tengadah. aku berserah
MENUTUP AKSARA sesayap imaji menelusup disela gemericik alir kali. mungkin kata tertanggal dari setubuh gelisah mencari jawab. tak genap terungkap ketika lenyap hijab meniada duka terbawa arus haus aksara : bisu MELEPASKANMU melepas genggam tanganmu pergi bersama deru mesin terminal demikian hiruk memecah gundah tengadah pasrah pada keluasan angkasa biru merayap mendung tangis awan luruh mengaduh tanyaku tak terjawab. menghempas inginku berlari mencari sejati mencari diri hilang terbungkam dalam nafasku cemburu pada waktu. (tersisa jua disitu pesan terakhirmu)
KARENA KITA MENYIMPAN MASA LALU karena kita menyimpan masa lalu sebagai tertulis di buku waktu maka terimalah diriku sepenuh diriku seperti kuterima engkau sepenuh dirimu tak perlu dihapus segala kenang karena ia adalah milikmu karena ia adalah milikku dan tertawa kita membaca segala masa lalu
tapi siapa yang akan mengeja isyarat tapi siapa yang akan mengeja isyarat dari matamu seperti gerimis yang jatuh mungkin cinta atau rindu yang kau simpan dalam-dalam hingga pelupuk basah hingga pipi basah tak kusiapkan tisu untukmu biar genang di situ, biar kau rayakan kenang itu sepenuh hatimu karena ketulusan mencinta melintasi segala senja melintasi segala waktu walau demikian fana walau
Kau Yang Berdiam Dalam Kesunyian kau yang berdiam dalam kesunyian menyepi diri menyepi hingga sampai pada titik di mana kau serahkan diri dalam penyerahan sepenuhnya penyerahan melebur diri melebur dalam gerak semesta tunduk pasrah pada kehendak inginnya semata sebagai satu kau tuju sebagai satu dimula kau rindu sebagai satu dimula kau cinta sebagai satu kau kembali o alir airmata mengalirlah mengalir dalam senyap dalam tanya mengharap jawab agar sangsi tak lagi merintangi agar ragu tak lagi mengganggu agar tegar agar yakin diri melangkahkan kaki melangkah hingga sampai hingga pada satu! Depok, 7 Maret 2003 Kutelusuri Jejak Airmata kutelusuri jejak airmata sebagai cintamu yang mengalir dari kedalaman jiwa o hening tatap dalam senyap merindu-rindu dirimu kutelusuri jejakmu dalam sunyi tak ada suara tak ada aksara dimana engkau apakabar engkau o yang menyimpan rahasia dalam dada dengan bibir terkatup dalam gemetar jemari menulis hari-hari gelisah tanyamu sendiri tenta
SEBAB AKU PEREMPUAN Untuk: Nanang Suryadi 1. apakah aku tidak boleh takut engkau pergi tak kembali. apakah aku tak boleh marah apabila engkau terasa begitu jauh dari jejemari hari. apakah aku tidak boleh bersedih melepaskan kau pergi tanpa bisa berkata jangan. apakah aku hanya bisa bergumam mencari kejujuran sedangkan kau diam memandang aku yang selalu malu untuk sekedar mengakui: aku perempuan 2. perempuan memendam rahasia sendiri dari bibir yang terkunci dari mata yang meredup dari tangan yang terkatup. yang mungkin tak kau mengerti karena engkau lelaki 3. perempuan menyimpan tulang rusuk lelaki. ia adalah bagian dari keseluruhan sebagai engkau keseluruhan dari sebagian.tak kah kau pahami kadangkala ia akan retak dan meminta penggenapan. tak kah kau pahami?
NAFAS DZIKIR bersetubuhlah bersama udara menerbang sesayap helai nafasmu mendispersikan ribuan warna pelangi. surga bernyanyilah bersama ribuan molekul bergumul rindu tak henti-henti mencari sejati.hingga di titik inilah kan kau serap produk ekstraksi dari ribuan anomali ribuan basa-basi.hingga teguklah sebiji inti sarinya bermesra cinta. purba berdzikirlah setiap sudut sendi raga hati jiwa ruh mendawamkan senandung kemahasempurnaan penciptaan. keseimbangan-keseimbangan rahasia yang kan kau nikmati dalam tiap seduh teh keingintahuanmu.hingga bacalah ribuan kemahabesaran tak terkata tak terpeta.hingga tak henti bibirmu mengeja kata:syukur DIAM sisakan sedetik saja waktu menatap hening daun diam. meredam gaduh yang mengaduh dari bilik-bilik kosong jiwa. temuilah syairnya mengejewantah pasrah pada angin yang meniup ruh kebahagiaan. HIDUP BUKANLAH PENDERITAAN tuliskan harmoni keberadaan dan ketiadaan dalam simphoni hati. hingga dapat kau l