Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2003
Kekasih, Aku Demikian Letih kekasih, aku demikian letih! pelukdekap diriku, agar kurasa detak dalam dadamu yang menyeru namaku penuh cinta dan rindu.
Sebagai Cahaya, Cinta 1. apakah telah kau temukan cinta itu? rasakan alirnya dalam nadi dalam darah dalam jantung dalam debar denyutnya. kau rasakan kehadirannya? terimalah. jangan biarkan tersia, karena cintamu sungguh berarti bagiku. kurasakan getarnya lewat airmata doa dan senyum bahagia ikhlas menerima segala sukaduka bersama. 2. katakanlah kau mencintaiku. setulus hati. agar tak ada lagi gamang dan takut menyapaku. karena aku mencintamu seutuh dirimu. 3. sebagai cahaya, cinta menerang terang dalam kalbu. sebagai cahaya, cinta kita lebur dalam lautan cahaya cinta-Nya yang maha cahaya.
Selamat Malam Cinta 1. selamat malam cinta, malam demikian senyap mengendap, tak ada suara setitik cahaya menitik tanpa wicara, menelusup dalam pasrah yang sungguh paradoks, manakala henti kaki mencari, beribu penemuan pun luruh mengilhami 2. aku mencintaimu, berharap selalu terbaik buatmu 3. senja merayap pergi tancapkan hitam di gantungan malam terbaring aku dalam senyap mendekapmu sepenuh harap kau tabah menjalani hari 4. adalah nisbi membujurkan kakinya dalam ruang tanpa nama selain kegamangan dan hampa tak menemu kunci kau tahu cinta tak ada nisbi dalam gulana sejati di titik mana kita saling mendekap
Adakah 1. adakah sunyi sebagai nyeri cinta manakala dentingnya mengalun begitu sempurna menepi di halaman jiwa menemu sejati 2. adakah engkau yang kini memanggilku penuh rindu menemu tuju... Aku Mengerti pagi ini, kurebahkan dirimu dalam rahim kalbu mencumbui bibirmu dengan lafadz zikir tak henti bulir bening itu menyapu matamu tertutup pilu tak lagi basah, bisikmu aku mengerti bahkan ketika kau bilang diluar masihlah sama. kemarau parau suaraku coba menjangkau tapi tanganmu pula tepiskan segala dan berucap, pergilah kanvas senja tak lagi sama aku mengerti bahkan ketika kurebahkan dirimu dalam rahim dunia tak lagi punya kata. dusta
Katakan Padaku, Lelaki Aku adalah perempuan sepi melukisi diri dengan benteng keangkuhan berharap ada kekuatan di dalamnya tapi tak kutemu selain kerapuhan Tercabutlah sukma dari orbitnya hingga telanjang ia mengangkangi aorta kosmos –kesadaran berhamburan- kemana kiranya ia kan pergi? menujumukah duhai lelaki Mengapa benteng itu membungkamku tuk sekedar berkata cinta? lelaki, sungguh aku tak mengerti telahkah aku kehilangannya Lelaki, katakan padaku di mana klimaks dari segala klimaks hingga terhenti kaki di pintunya terketuk jemari tak lagi sembunyi Katakan di mana tapal batas cinta hingga kuasa sukma menelusup bersatu dalam tauhid jihad. Kemenangan
Sepanjang Jalan Gaduh Ramai Sepanjang jalan gaduh ramai kendaraan. klakson dan deru mesin. Macet. Sempritan tukang parkir. Parau suara tukang ngamen. Pias lampu merkuri. Dan aku? di atas bis yang terjebak di perut jakarta, merindu kekasihku Karena Jarak Karena jarak membentang kumerindu, duh kekasih kapan kan terlunas ini rindu, bertemu bersatu dalam dekap cintaku cintamu. Mengapa Kau Bangun Benteng Keangkuhan Mengapa kau bangun benteng keangkuhan bukankah kau inginkan belai setulus cinta seperti kau pinta dengan damba dan airmata suatu ketika. o kekasih, mengapa kau ragui bisik hati sendiri? Cermin Yang Saling Memantulkan Cahaya Aku mencintaimu seperti kau cintai diriku. Rasa sayangku padamu seperti rasa sayangmu pada diriku. Karena kau dan aku adalah cermin. Yang saling memantulkan cahaya Cinta-Nya.