Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2003
AKULAH GERIMIS akulah gerimis yang menyapa sisa cahaya pada senja hingga memendar warna pelangi di jernih matamu yang menyimpan cinta dan rindu di kedalaman kabu rahasiamu
AKU MERINDUKANMU BELAHAN JIWA aku merindukanmu. di mana engkau. ke mana engkau. aku merindukanmu. suara. rupa. aku merindukanmu. o engkau yang mengembunkan tangis. o engkau yang mencinta dengan setulus jiwa. aku merindukanmu. o engkau yang mendoa setulus cinta. o engkau belahan jiwa. ke mana engkau. di mana engkau. aku merindukanmu. mungkin engkaupun begitu merindu diriku, kekasih. seperti aku merindukanmu. Mei, 2003
SEPERTI KEMARAU KAU RASA seperti terasa kemarau, katamu. sedang embun-embun menggayut di gemawan. langit putih. hujan mencurahkan rindu cintanya. mencurah deras. membasah daun-daun. membasah tanah. mengalir air mengalir hingga sampai arah tuju. tapi masih terasa kemarau, katamu. tak kutahu, mungkin demikian terik matahari. di dalam dadamu, kekasihku. Mei, 2003 O MATA KANAK YANG BINAR o mata kanak yang binar, ke mana cahayamu? tak ada tawa tergelak. mungkin dunia telah menyihirmu menjadi orang dewasa. yang kehilangan dunia mimpi. seperti peter pan dan alice yang diculik dari wonderland. dicampakkan di hiruk pikuk nyata dunia. dunia nyatamu. seperti juga adam dan hawa yang terlontar ke dunia. dari suka ria surga. dari derai tawa. o dunia menyihirmu menjadi orang yang kehilangan cahaya. peristiwa demi peristiwa memusar dalam benak kepala. memusing pusing di dalam diri. hingga tatapmu kosong hampa memandang udara. tak ada binar kutemu dalam mata. tak ada. ke mana pe