Jiwaku
jiwaku terkatup dalam dinding kaca menghamburkan ribuan huruf pada sepasang mata di ujung. jiwaku terbang bersama angin yang melambungkan anganku menjadi jutaan paradigma menjadikannya sedimen-sedimen niscaya. jiwaku berlutut dalam diam tak terpeta kuotanya memandang sepasang mata di ujung. berlari
Bila
bila nafasmu mengetuk dinding nafasku hingga tersibak jasadku menjemput bila jasadmu menyentuh epidermis tangisku hingga terkatup aku tanpa suara bila suara tinggal jeda ijinkanlah ku kembali pada persenyawaan sunyi itu, lelakiku
kacaku berdinding hatiku berdenting memanggil puisi
jiwaku terkatup dalam dinding kaca menghamburkan ribuan huruf pada sepasang mata di ujung. jiwaku terbang bersama angin yang melambungkan anganku menjadi jutaan paradigma menjadikannya sedimen-sedimen niscaya. jiwaku berlutut dalam diam tak terpeta kuotanya memandang sepasang mata di ujung. berlari
Bila
bila nafasmu mengetuk dinding nafasku hingga tersibak jasadku menjemput bila jasadmu menyentuh epidermis tangisku hingga terkatup aku tanpa suara bila suara tinggal jeda ijinkanlah ku kembali pada persenyawaan sunyi itu, lelakiku
kacaku berdinding hatiku berdenting memanggil puisi
Komentar