dini hari basah
sepasang mata teduh menyeduh serambi masjid yang sunyi
menuai hira pada sejadah basah airmata
dahaga yang tiba-tiba menyelinap kala tetabuhan merangsang
mukanya untuk bersegera pergi dari altar masjid yang
sunyi
tapi,
dia tetap tersenyum kala hela memekik dadanya
selaksa cinta terkata SUBHANALLAH
dini hari basah,
dia masih bersimpuh dalam gaduh hati meminta sejati
mencumbui sunyi diri menemu satu pintu
dibukanya lafaz IQRA
masih kudengar melodinya bersatu bersama hujan yang
tiba-tiba jatuh mengaduh bumi lelaki berdiri
bersenandung memanggil asma AR RAHIM
masih kudengar
malam meminjam cahya rembulan,
kala didekapnya aku dalam lantun AL FATIHAH
tak henti menjalar sukma menari bersama
JIHAD sentaknya seketika airmata jatuh dipelupuk
mengapa? tanyaku tak mengerti
demi titian mahabbah bisiknya mendulang senyum
mencumbuku tak tentu dalam singgasana nur illah
dini hari yang basah,
dia pergi bersama hujan bersama AL IKHLAS bersama
Komentar