Di Saat Hujan
dedaun yang digugurkan angin berserak di halaman yang basah oleh hujan gerimis seharian tak henti menyapaku seperti juga kubaca gerimis dari matamu yang selalu menyimpan gemawan embun rindu tak henti mencurah dalam desau angin musimmusim di mana engkau menanti menanti dan menanti hingga saat disurat laksana janji laksana harapmu lunaskan segala angan mimpi yang ditulis dengan darah dalam hatimu dalam hatiku kekasihku
Depok, 26 Februari 2003
Karena Kita Manusia
karena kita manusia yang menyimpan riwayat mulamula sejak dihembus ruh ke dalam dada penyaksian yang diucap kepada yang satu kemana kita akan berpaling kemana kita akan menuju hanya wajahnya yang terbayang di pelupuk mata walau lamat walau dalam deru tak habis digerus waktu hibuk dunia yang memabukkan dengan goda tak akan lepas tatap mata ke dalam relung jiwa terdalam dalam dada sendiri yang rintih memohon kembali senyumnya hadir dalam harihari merindu waktuwaktu merindu cahayanya menerang terang jalan hidup kembali ke asal mula kejadian akhir segala akhir perjalananan bersama kita bersama sebagai manusia yang memahat duka bahagia kembali ke peluk cintanya
Depok, 26 Februari 2002
Sebagai Cintamu
sebagai cintamu yang kau ucap dengan gemetar di saat gemuruh dalam dada tak henti meneriakkan rasa takut kehilangan kecemasan akan jarak dan waktu yang memisahkan adalah aku yang merindukanmu dengan gemuruh yang sama memekikmekik adakah kau dengar adakah kau rasakan dalam jiwamu kekasihku sepenuh doa bahagia untukmu selalu cintaku
Depok, 26 Februari 2003
dedaun yang digugurkan angin berserak di halaman yang basah oleh hujan gerimis seharian tak henti menyapaku seperti juga kubaca gerimis dari matamu yang selalu menyimpan gemawan embun rindu tak henti mencurah dalam desau angin musimmusim di mana engkau menanti menanti dan menanti hingga saat disurat laksana janji laksana harapmu lunaskan segala angan mimpi yang ditulis dengan darah dalam hatimu dalam hatiku kekasihku
Depok, 26 Februari 2003
Karena Kita Manusia
karena kita manusia yang menyimpan riwayat mulamula sejak dihembus ruh ke dalam dada penyaksian yang diucap kepada yang satu kemana kita akan berpaling kemana kita akan menuju hanya wajahnya yang terbayang di pelupuk mata walau lamat walau dalam deru tak habis digerus waktu hibuk dunia yang memabukkan dengan goda tak akan lepas tatap mata ke dalam relung jiwa terdalam dalam dada sendiri yang rintih memohon kembali senyumnya hadir dalam harihari merindu waktuwaktu merindu cahayanya menerang terang jalan hidup kembali ke asal mula kejadian akhir segala akhir perjalananan bersama kita bersama sebagai manusia yang memahat duka bahagia kembali ke peluk cintanya
Depok, 26 Februari 2002
Sebagai Cintamu
sebagai cintamu yang kau ucap dengan gemetar di saat gemuruh dalam dada tak henti meneriakkan rasa takut kehilangan kecemasan akan jarak dan waktu yang memisahkan adalah aku yang merindukanmu dengan gemuruh yang sama memekikmekik adakah kau dengar adakah kau rasakan dalam jiwamu kekasihku sepenuh doa bahagia untukmu selalu cintaku
Depok, 26 Februari 2003
Komentar