Langsung ke konten utama
Lima Sajak Untuk Rini

1.

apa yang dihitung dari waktu. kan menutup tahun berdetik lagi. tapi waktu, sayangku, melaju deru bersama rindu.

2.
gerimis jatuh pada dinihari, adalah waktu yang meluruh, ke dalam mimpimu. sebagai rinduku, menelusup ke relung jiwamu, kekasihku.

3.
aku berdiam di titik nol. akulah kenangan, kenyataan dan impian. berbaur dalam duka bahagia tangis dan tawa. mula akhir kata. gaduh sunyi. diri sendiri!

4.
aku gemetar dalam tanyamu: ke mana kita akan pergi. aku terdiam dalam gigil sendiri. memeta arah lewat gulir airmata. engkau aku menengadah menatap langit: keluasan semata. rahasia!

5.
aku demikian mencintaimu. kau tahu itu. sebagaimana hidup matiku kuserahkan takdir cintaku pada kehendak-Nya. Dalam cinta-Nya semata. karena bermula kita dari dan akan kembali pada: Kasih Sayang-Nya.

Serang-Cilegon-Depok, 31 Desember 2002 – 2 Januari 2003

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lelaki Berpuisi

Lelaki berpuisi, ketika awan begitu hitam membayangi sepi Dari jauh aku mengintai ia Satu satu air mata langit jatuh kebumi, lelaki terus berpuisi Berpuisi merajuk mata hati Ingin berlari, sembunyi Tak kuasa Inikah cinta? bibir pun tak lagi berkata Karena berdiam di sisinya, telah terkata: Cinta Kunthi Hastorini http://puisicintakita.blogspot.com

Puisi-Puisi Cinta di Blog Puisi Cinta Kita

Puisi Cinta dapat anda temukan di blog Puisi Cinta Kita ini. Sila telusuri blog Puisi Cinta Kita ini dan temukan Puisi-puisi cinta di dalamnya. Puisi Cinta Kita merupakan blog kumpulan Puisi Cinta dari Nanang Suryadi dan Kunthi Hastorini.    Puisi Cinta dalam blog Puisi Cinta Kita ini ditulis pada awal tahun 2000-an, dan telah dibukukan menjadi kumpulan Puisi Cinta Berdua. Beberapa contoh judul PUISI CINTA yang dapat anda baca dalam blog Puisi Cinta Kita ini: Jika Cinta Hadir Dengan Jejemari Kita Leburlah: Aku Mencintaimu! Upacara Takdir Yang Digenapkan Jika anda berminat, anda juga bisa melihat puisi-puisi cinta di blog Puisi Nanang Suryadi. Sila tengok link Puisi Cinta di blog Puisi  pada:  http://nanangsuryadi.blogspot.com/2013/03/puisi-cinta.html
DAN KITA MEMBACA ALIFBATA KEHIDUPAN dan kita membaca alifbata kehidupan, sebagai ayat yang terbuka untuk ditafsirkan. terbata kita mengeja huruf demi huruf akankah khatam di tepi usia. di ujung waktu. dan kita membaca alifbata, sebagai ayat yang diturunkan dari lauh mahfudh, dengan debar di dada, mengeja huruf demi huruf, sebagai peta, menuju rumah yang telah ditinggalkan lama, menuju senyum-Nya yang dirindu dan kita membaca alifbata, dari mata kanak-kanak kita, yang menderaskan dengan bening jiwa