Langsung ke konten utama
Catatan di Penghujung Tahun

di penghujung tahun ini. padamu

aku ingin ucapkan: selamat menemui diri!

dan, aku akan tuliskan mungkin untuk penghujung masa ini. aku hanya ingin kembali pada diri. memasuki lorong-lorong yang belum sempat ku selami. bahkan juga dirimu!

mencoba menata lagi pilah-pilah hati yang mungkin seperti puzzle yang tak karuan.

di penghujung musim. jangan lagi luncurkan kata-kata yang tak bisa aku pahami. karena aku terlalu awam untuk itu.

mungkin, rindu pun tak ku tahu seperti anak kecil yang membuat aku semakin tak tahu pada diriku. mungkin, mimpi pun kembali tenggelamkan diriku dalam pertanyaan-pertanyaan tak berujung jawaban. kembali pada pertanyaan serupa, selalu.

dan,

untuk terakhir ku titipkan tanya (pun jika kau ijinkan): kemana aku (sesungguhnya) akan kau bawa?

selamat menemui diri!

31 Desember 2002

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepanjang Jalan Gaduh Ramai Sepanjang jalan gaduh ramai kendaraan. klakson dan deru mesin. Macet. Sempritan tukang parkir. Parau suara tukang ngamen. Pias lampu merkuri. Dan aku? di atas bis yang terjebak di perut jakarta, merindu kekasihku Karena Jarak Karena jarak membentang kumerindu, duh kekasih kapan kan terlunas ini rindu, bertemu bersatu dalam dekap cintaku cintamu. Mengapa Kau Bangun Benteng Keangkuhan Mengapa kau bangun benteng keangkuhan bukankah kau inginkan belai setulus cinta seperti kau pinta dengan damba dan airmata suatu ketika. o kekasih, mengapa kau ragui bisik hati sendiri? Cermin Yang Saling Memantulkan Cahaya Aku mencintaimu seperti kau cintai diriku. Rasa sayangku padamu seperti rasa sayangmu pada diriku. Karena kau dan aku adalah cermin. Yang saling memantulkan cahaya Cinta-Nya.

Lelaki Berpuisi

Lelaki berpuisi, ketika awan begitu hitam membayangi sepi Dari jauh aku mengintai ia Satu satu air mata langit jatuh kebumi, lelaki terus berpuisi Berpuisi merajuk mata hati Ingin berlari, sembunyi Tak kuasa Inikah cinta? bibir pun tak lagi berkata Karena berdiam di sisinya, telah terkata: Cinta Kunthi Hastorini http://puisicintakita.blogspot.com

Dinyalakan-Nya

Tak ada mengapa bagi cinta. Diterbitkan dalam dada kita, kehendak-Nya semata, dinyalakan-Nya dalam hati kita, sebagai cinta. Demikianlah Ia mencintai kita. Dinyalakan api cinta. Demikian lambat atau demikian cepat. Kehendak-Nya-lah. Kehendak-Nya. Semata