MASIH KULIHAT REMBULAN DI ANTARA SIHIR LAMPU KOTA
buat: kunthi hastorini
masih kulihat rembulan, cahayanya yang kuning keemasan, menggoda ingatanku, kepadamu. di antara lampu-lampu merkuri dan sorot kendaraan, aku takjub memandang langit, rembulan yang terang cahayanya. aku ingat engkau sayangku, dan ribuan kata-kata berloncatan ingin menjelma puisi.
puisi menjelma dari sepotong film animasi. dunia kanak-kanak yang menjadi kenangan. bayangkan kita memandang rembulan dan mengaung, sebagai serigala, yang menggetarkan langit dengan jerit yang teramat sedih. mungkin rindu. pada kekasih di langit yang jauh. di negeri yang jauh. di angan yang rapuh.
malam ini, sayangku, aku ingin kau tatap rembulan, terang cahayanya. seterang cinta kita yang menerang langit. demikian purnama.
Guntur 18 Deseember 2002, Malabar 19 Desember 2002
buat: kunthi hastorini
masih kulihat rembulan, cahayanya yang kuning keemasan, menggoda ingatanku, kepadamu. di antara lampu-lampu merkuri dan sorot kendaraan, aku takjub memandang langit, rembulan yang terang cahayanya. aku ingat engkau sayangku, dan ribuan kata-kata berloncatan ingin menjelma puisi.
puisi menjelma dari sepotong film animasi. dunia kanak-kanak yang menjadi kenangan. bayangkan kita memandang rembulan dan mengaung, sebagai serigala, yang menggetarkan langit dengan jerit yang teramat sedih. mungkin rindu. pada kekasih di langit yang jauh. di negeri yang jauh. di angan yang rapuh.
malam ini, sayangku, aku ingin kau tatap rembulan, terang cahayanya. seterang cinta kita yang menerang langit. demikian purnama.
Guntur 18 Deseember 2002, Malabar 19 Desember 2002
Komentar