HENING YANG KAU PUNGUT
kau pungut sekeping hening dalam kelambu jiwa meronta tiada. dan kau tanam ia dalam desah nafas memanas menderas. kau katakan padanya, bahwa kau akan menunggunya hingga ia tumbuh dan berbuah.
kau masih disana. memintal cerita dalam sajak-sajak jemari menari.dalam hujan dan terik yang menghardik jasadmu kegelisahan. tapi kau masih setia, menghitung hari dalam nyeri.
menyulam mimpi dari kejauhan yang merapuh. derita yang pecah. bahagia yang gerah. tak kau peduli. kau masih disana.
tak kau pahami bulan berotasi tujuh musim lamanya. mungkin, jenuh pun kan datang sebagai goda. atau bimbang jelang sebagai dentang.
hanya pada kedirian semua berawal. dan dari kedirian pula semua berakhir.
kau masih disana, dengan cinta!
kau pungut sekeping hening dalam kelambu jiwa meronta tiada. dan kau tanam ia dalam desah nafas memanas menderas. kau katakan padanya, bahwa kau akan menunggunya hingga ia tumbuh dan berbuah.
kau masih disana. memintal cerita dalam sajak-sajak jemari menari.dalam hujan dan terik yang menghardik jasadmu kegelisahan. tapi kau masih setia, menghitung hari dalam nyeri.
menyulam mimpi dari kejauhan yang merapuh. derita yang pecah. bahagia yang gerah. tak kau peduli. kau masih disana.
tak kau pahami bulan berotasi tujuh musim lamanya. mungkin, jenuh pun kan datang sebagai goda. atau bimbang jelang sebagai dentang.
hanya pada kedirian semua berawal. dan dari kedirian pula semua berakhir.
kau masih disana, dengan cinta!
Komentar